Senin, 16 Maret 2015

Saat Mendaki Gunung di Musim Hujan, Tips-Tips Ini Mesti Kamu Perhatikan

Saat Mendaki Gunung di Musim Hujan, Tips-Tips Ini Mesti Kamu Perhatikan

Bagi pecinta gunung, keinginan untuk menjamah puncak-puncak gunung kadang gak terbendung. Rasa rindu membuat mereka tetap melakukan pendakian meski musim tak mendukung. Padahal, di musim hujan, kesulitan yang dihadapi pendaki bisa berlipat ganda. Bayangkan, jika di dataran rendah saja hujan seringkali terasa tak bersahabat, apalagi di gunung?
Tapi, gak perlu juga puasa naik gunung selama musim hujan. Meski curah hujan sedang tinggi, kamu tetap bisa menikmati kegiatan mendaki kok. Nah, biar pendakianmu tetap aman dan menyenangkan, sebaiknya kamu menyimak tips berikut sebelum memutuskan untuk mendaki gunung di musim hujan.

1. Sebelum memulai mendaki, persiapan yang lebih matang wajib hukumnya

Lakukan persiapan dan jaga kesehatan.
Lakukan persiapan dan jaga kesehatan. via ganlob.com
Di musim hujan, kamu akan menghadapi cuaca yang lebih ekstrem di atas sana. Makanya, persiapan yang lebih matang wajib hukumnya. Mulai dari fisik, mental, serta perlengkapan yang akan dibawa, semua harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi cuaca serta kondisi medan yang semakin menantang.
Yang paling dasar, tentu dimulai dengan menjaga kesehatan kamu. Perbanyak minum air putih serta tambah asupan vitamin, terutama vitamin C, biar daya tahan tubuh kamu meningkat. Dengan daya tahan tubuh yang baik, kamu pun bisa menjamahi gunung dengan semangat meski cuacanya kurang ramah.

2. Pilih gunung yang memiliki jalur pendakian singkat, sehingga kamu bisa langsung turun gunung tanpa perlu membongkar tenda

jalur pendakian yang singkat
jalur pendakian yang singkat via damarsaloka.com
Di musim hujan, mendaki dengan cara tek-tok atau langsung turun usai mendaki memang sangat disarankan. Berkemah di gunung saat curah hujan sedang tinggi akan terasa tidak nyaman. Apalagi jika banyak perlengkapanmu yang basah, tubuhmu akan rentan terkena hipotermia.
Pilihlah gunung yang jalur pendakiannya tidak terlalu panjang, dengan akumulasi jarak pergi dan pulang tak lebih dari 15 Km. Kamu bisa memulai pendakian pagi-pagi dan pulang sebelum sore.

3. Pelajari jalur yang akan dilalui dan hindari jalur yang berisiko.

sada
Pilih jalur yang mudah dan hindari jalur yang berisiko via mepauns.wordpress.com
Mempelajari jalur yang hendak dilalui saat melakukan pendakian sangatlah penting. Apalagi, hujan yang turun bisa meningkatkan risiko yagn dihadapi. Hindari jalur-jalur yang berisiko tinggi dan membahayakan, seperti rawan longsor atau sangat licin. Lebih baik pilih jalur yang mudah dan gak perlu memaksakan diri. Memilih gunung yang memiliki banyak shelter juga bisa menjadi pertimbangan; kamu bisa dengan mudah menemukan tempat berteduh.

4. Jangan ragu untuk ngepo-in BMKG maupun aplikasi prakiraan cuaca di ponselmu untuk memprediksi cuaca saat kamu mendaki nanti

Prakiraan cuaca
Prakiraan cuaca via drjt.wordpress.com
Sebelum kamu memutuskan untuk mendaki, ada baiknya kamu memantau cuaca di daerah gunung yang akan kamu daki lewat situs BMKG atau aplikasi cuaca seperti AccuWeather yang bisa kamu pasang di ponselmu. Tentu, cuaca di gunung itu sulit diprediksi. Tapi, setidaknya kamu punya gambaran cuaca seperti apa yang kira-kira kamu hadapi nanti.

5. Bawaan yang berlebih bisa membahayakan, jadi pilih barang-barang yang benar-benar penting dan tepat

Bawa barang seringan mungkin
Bawa barang seringan mungkin via ilhamridhwan.blogspot.com
Jika kamu memutuskan untuk mendaki tek-tok,  batasi bawaanmu menjadi beberapa kilogram saja. Siapkan pakaian ganti, makanan secukupnya, dan gunakan daypack atau tas semi-keril. sehingga mau gak mau kamu akan membatasi barang bawaanmu.


6. Biar air gak merembes, lapisi barang-barang di dalam tasmu dengan kantong kedap air atau trash bag

Lapisi bagian dalam tas dengan trash bag
Lapisi bagian dalam tas dengan trash bag via odeghany.blogspot.com
Tasmu mungkin menggunakan bahan yang kedap air. Tapi, air hujan tetap bisa merembes melalui celah ritsleting atau jahitan. Makanya, selain melapisi bagian luar dengan rain cover, kamu juga perlu melapisi bagian dalam dengan kantong kedap air atau trash bag untuk menghindari air merembes masuk dan membasahi isi tasmu.

7. Dengan teknik layering yang tepat, kamu bisa tetap melangkah meski diguyur gerimis

Layering pakaian
Layering pakaian via www.wiranurmansyah.com
Mengaplikasikan sistem layering yang benar dalam berpakaian akan sangat bermanfaat ketika kamu menghadapi pendakian di musim hujan. Teknik layering pakaian untuk mendaki gunung sebelumnya pernah Hipwee singgung di artikel ini. Jika dilakukan dengan benar, kamu bisa menjaga tubuhmu tetap hangat tanpa harus takut basah. Kamu juga bisa menghemat pakaian yang kamu bawa.

8. Jangan remehkan peran poncho serta boonie hat untuk melindungi tubuhmu dari air hujan yang menderas

Mengenakan poncho
Mengenakan poncho via bocahpetualanggg.blogspot.com
Tiap pendaki punya preferensinya masing-masing soal cara melindungi diri dari hujan yang mengguyur. Ada yang lebih suka menggunakan payung karena ringan dan praktis untuk melindungi kepala dan tubuh, meski tak efektif ketika berhadapan dengan jalur yang mengharuskanmu untuk merayap.
Sementara, poncho atau jas hujan kelelawar juga sangat praktis. Tinggal dikenakan, sebagian besar bagian tubuhmu dan kerilmu akan terlindung dari hujan. Tanganmu juga lebih bebas untuk melakukan hal lain, seperti mendaki jalur yagn curam atau menggenggam trekking pole. Selain itu, poncho juga bisa dimanfaatkan untuk membuat bivak darurat ketika kamu mesti berteduh. Makanya, poncho adalah benda yang wajib ada di kerilmu saat musim hujan.
Kekurangannya, hujan akan jatuh langsung jatuh ke wajahmu saat kamu menggunakan poncho, yang kadang bisa mengganggu penglihatan dan bikiin wajahmu basah. Untuk mengakalinya, manfaatkan boonie hat atau topi militer lebar untuk melindungi wajahmu.

7. Alih-alih menggunakan sandal, lebih baik kenakan sepatu boots yang kedap air

Sepatu trekking
Sepatu trekking via www.kaskus.co.id
Di musim hujan, kamu akan menghadapi jalur yang licin, becek, dan berlumpur. Sandal bisa dengan mudah terperangkap dalam belitan lumpur yang mengakibatkannya rentan putus. Makanya, gunakan sepatu boots yang kedap air sehingga kamu bisa bermanuver dengan lebih baik.
Sebagai tambahan, kamu juga bisa menyampirkan gaiter di kakimu. Fungsinya, untuk menghindari gigitan lintah atau pacet yang biasanya keluar kandang di musim hujan.

8.Agar bisa bergerak dengan leluasa, pastikan trekking pole ada dalam genggamanmu

Manfaatkan trekking pole
Manfaatkan trekking pole via www.hendriagustin.com
Jangan meremehkan peran trekking pole. Di jalur curam dan licin, keberadaannya akan sangat membantu kamu untuk menjaga keseimbangan, sehingga kamu tak mudah tergelincir. Jika tidak memiliki trekking pole, kamu juga bisa memanfaatkan dahan pohon yang patah untuk membantumu melangkah

9. Agar air di perlengkapanmu terserap maksimal, manfaatkan penyerap air seperti plas chamois atau spons

Bahan penyerap air
Bahan penyerap air via auto-maniacos.blogspot.com
Sekalipun perlengkapanmu sudah kedap air, air hujan masih bisa merembes masuk dan bikin basah. Biar gak jadi lembab, kamu bisa mengeringkannya dengan bahan penyerap air seperti plas chamois/kanebo atau spons. Terutama, gunakan di bagian dalam sepatu, kaos kaki, serta celana untuk mengurangi lembab yang bisa bikin masuk angin.

10. Kalau cuaca memang gak memungkinkan untuk meneruskan perjalanan, jangan memaksakan diri. Ingat, pulang adalah tujuan utama

Jangan memaksakan diri
Jangan memaksakan diri via inisayadanhidupsaya.wordpress.com
Mendaki adalah soal menaklukkan ego. Terkadang, ego membuat kita ingin terus mendaki ke puncak meski keselamatan jadi taruhannya. Inilah saatnya kamu menaklukkan dirimu sendiri.
Jika cuaca memang tidak memungkinkan untukmu mencapai puncak, tak perlulah memaksakan diri. Sebab, tujuan utama kita mendaki adalah pulang dengan selamat. Toh, puncak masih bisa didaki lagi lain kali, bukan?

Nah, dengan melakukan beberapa tips di atas, mudah-mudahan kamu bisa menikmati pendakian meski sedang musim hujan. Omong-omong, apakah kamu mempunyai tips lain utnuk menghadapi pendakian di musim hujan? Jika ada, bagikan ke pembaca lainnya, yuk!

MOUNTAINEERING



Mendaki gunung adalah suatu kegiatan keras, penuh petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli, merupakan daya tarik dari kegiatan ini.
Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah menguji kemampuan dirinya untuk bersekutu dengan alam yang keras, keberhasilan suatu pendakian yang sukar dan sulit berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan dirinya sendiri.

B. PENGERTIAN DAN TUJUAN KEGIATAN MOUNTAINEERING
- Mountain = Gunung
- Mountaineer = Orang yang berkegiatan di gunung
- Mountaineering = Segala sesuatu yang berkaitan dengan gunung atau dalam arti yang luas berarti suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai pendakian ke puncak-puncak gunung yang sulit
Banyak alasan orang melakukan kegiatan mountaineering namun pada dasarnya keitan itu dilakukan untuk :
1. Mata pencaharian
2. Adat Istiadat
3. Agama /Kepercayaan
4. Ilmu Pengetahuan
5. Petualangan
6. Olahraga
7. Rekreasi


C. TERMONOLOGI (Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukannya serta kaitan istilah dengan suatu budaya. Ahli dalam terminologi disebut dengan juru istilah (terminologist) GUNUNG
a) Gunung : Suatu puncak ketinggian dari atas permukaan laut dan dataran di sekelilingnya.
b) Pegunungan : Barisan/sekumpulan gunung yang saling berdekatan.
c) Bukit : Gunung Yang ketinggianya tidak lebih dari 600 mdpl
d) Perbukitan : Barisan/sekumpulan bukit yang salingberdekatan.
e) Tebing : Lereng pada dinding gunung yang terjal
f) Sadel : Pertemuan dua titik pada satu punggungan
g) Pass : Celah panjang diantara dua punggungan
h) Col : Celah sempit diantara dua puncak
i) Plateau : Dataran tinggi diatas daerah ketinggian
j) Summit : Puncak

Mendaki gunung dalam pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :

1. Berjalan (Hill Walking)
Secara khusus kegiatan ini disebut mendaki gunung. Hill Walking adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya memungkinkan berkembangnya tahap ini. Disini aspek yang lebih menonjol adalah daya tarik dari alam yang dijelajahi (nature interested)
2. Memanjat (Rock Climbing)
Walaupun kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap merupakan cabang darinya. Perkembangan yang pesat telah melahirkan banyak metode-metode pemanjatan tebing yang ternyata perlu untuk diperdalam secara khusus. Namun prinsipnya dengan tiga titik dan berat dan kaki yang berhenti, tangan hanya memberi pertolongan.

3. Mendaki gunung es (Ice & Snow Climbing)
Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-cara pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik pendakian tebing gunung salju. Dalam ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya telah mencakup : Mountcamping, Mount Resque, Navigasi medan dan peta, PPPK pegunungan, teknik-teknik Rock Climbing dan lain-lain.
          II.PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG
1. Pengenalan Medan
Untuk menguasai medan dan memperhitungkan bahaya obyek seorang pendaki harus menguasai menguasai pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas serta altimeter.
Mengetahui perubahan cuaca atau iklim. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dihadapi adalah dengan bertanya dengan orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut. Tetapi cara yang terbaik adalah mengikut sertakan orang yang pernah mendaki gunung tersebut bersama kita.
2. Persiapan Fisik
Persiapan fisik bagi pendaki gunung terutama mencakup tenaga aerobic dan kelenturan otot. Kesegaran jasmani akan mempengaruhi transport oksigen melelui peredaran darah ke otot-otot badan, dan ini penting karena semakin tinggi suatu daerah semakin rendah kadar oksigennya.
3. Persiapan Tim
Menentukan anggota tim dan membagi tugas serta mengelompokkannya dan merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian.
4. Perbekalan dan Peralatan
Persiapan perlengkapan merupakan awal pendakian gunung itu sendiri. Perlengkapan mendaki gunung umumnya mahal, tetapi ini wajar karena ini merupakan pelindung keselamatan pendaki itu sendiri. Gunung merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita yang terbiasa hidup di daerah yang lebih rendah. Karena itu diperlukan perlengkapan yang memadai agar pendaki mampu menyesuaikan di ketinggian yang baru itu. Seperti sepatu, ransel, pakaian, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak, makanan, obat-obatan dan lain-lain.
BAHAYA DI GUNUNG
Dalam olahraga mendaki gunung ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pendakian.
1. Faktor Internal
Yaitu faktor yang datang dari si pendaki sendiri. Apabila faktor ini tidak dipersiapkan dengan baik akan mendatangkan bahaya subyek yaitu karena persiapan yang kurang baik, baik persiapan fisik, perlengkapan, pengetahuan, ketrampilan dan mental.
2. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang datang dari luar si pendaki. Bahaya ini datang dari obyek pendakiannya (gunung), sehingga secara teknik disebut bahaya obyek. Bahaya ini dapat berupa badai, hujan, udara dingin, longsoran hutan lebat dan lain-lain.
Kecelakaan yang terjadi di gunung-gunung Indonesia umumnya disebabkan faktor intern. Rasa keingintahuan dan rasa suka yang berlebihan dan dorongan hati untuk pegang peranan, penyakit, ingin dihormati oleh semua orang serta keterbatasan-keterbatasan pada diri kita sendiri.

          IV. LANGKAH-LANGKAH DAN PROSEDUR PENDAKIAN
Umumnya langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh kelompok-kelompok pencinta alam dalam suatu kegiatan pendakian gunung meliputi tiga langkah, yaitu :

1. Persiapan
Yang dimaksud persiapan pendakian gunung adalah :
Menentukan pengurus panitia pendakian, yang akan bekerja mengurus : Perijinan pendakian, perhitungan anggaran biaya, penentuan jadwal pendakian, persiapan perlengkapan/transportasi dan segala macam urusan lainnya yang berkaitan dengan pendakian.
Persiapan fisik dan mental anggota pendaki, ini biasanya dilakukan dengan berolahraga secara rutin untuk mengoptimalkan kondisi fisik serta memeksimalkan ketahanan nafas. Persiapan mental dapat dilakukan dengan mencari/mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga timbul dalam pendakian beserta cara-cara pencegahan/pemecahannya.

2. Pelaksanaan
Bila ingin mendaki gunung yang belum pernah didaki sebelumnya disarankan membawa guide/penunjuk jalan atau paling tidak seseorang yang telah pernah mendaki gunung tersebut, atau bisa juga dilakukan dengan pengetahuan membaca jalur pendakian. Untuk memudahkan koordinasi, semua peserta pendakian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Kelompok pelopor
- Kelompok inti
- Kelompok penyapu
Masing-masing kelompok, ditunjuk penanggungjawabnya oleh komandan lapangan (penanggungjawab koordinasi).
Daftarkan kelompok anda pada buku pendakian yang tersedia di setiap base camp pendakian, biasanya menghubungi anggota SAR atau juru kunci gunung tersebut.
Didalam perjalanan posisi kelompok diusahakan tetap yaitu : Pelopor di depan (disertai guide), kelompok initi di tengah, dan team penyapu di belakang. Jangan sesekali merasa segan untuk menegur peserta yang melanggar peraturan ini.
Demikian juga saat penurunan, posisi semula diusahakan tetap. Setelah tiba di puncak dan di base camp jangan lupa mengecek jumlah peserta, siapa tahu ada yang tertinggal.
3. Evaluasi
Biasakanlah melakukan evaluasi dari setiap kegiatan yang anda lakukan, karena dengan evaluasi kita akan tahu kekurangan dan kelemahan yang kita lakukan. Ini menuju perbaikan dan kebaikan (vivat et floreat).

Rabu, 18 Februari 2015

Tips manajemen pendakian

Sebelum Anda memulai sebuah pendakian ke sebuah gunung, ada baiknya Anda mengerti bagaimana mempersiapkan segalanya dalam sebuah manajemen pendakian. Manajemen pendakian ini adalah sebuah ilmu yang biasanya wajib dikuasai oleh orang-orang yang menyebut dirinya pendaki gunung. Sekilas terlihat sepele, akan tetapi jika diabaikan akan berakibat kacaunya sebuah pendakian. Manajemen pendakian mudah sekali dipelajari dan diaplikasikan sebelum mendaki.
Hal-hal yang biasanya harus diperhatikan antara lain:
  • Perlengkapan yang harus dibawa
  • Jumlah personel yang ada dalam sebuah team
  • Berapa lama waktu yang diperlukan dalam ekspedisi itu.
  • Bagaimana kondisi alam yang hendak dijelajahi.
  • Persiapan jika terjadi kondisi yang tidak terprediksi (diluar kondisi normal)

Pilih Barang yang Dapat Berfungsi Ganda

Dalam memilih barang yang akan dibawa pergi mendaki gunung selalu cari alat/perlengkapan yang berfungsi ganda, tujuannya apalagi kalau bukan untuk meringankan berat beban yang harus anda bawa. Contoh : Nesting (tempat memasak untuk tentara), bisa digunakan untuk memasak juga untuk tempat makan maupun menyimpan alat-alat mendaki. Alumunium foil, bisa untuk pengganti piring, bisa untuk membungkus sisa nasi untuk dimakan nanti, dan yang penting bisa dilipat hingga tidak memakan tempat di ransel.

Matras

Sebisa mungkin matras disimpan di dalam ransel jika akan pergi ke lokasi yang hutannya lebat, atau jika akan membuka jalur pendakian baru. Banyak pendaki gunung yang lebih senang mengikatkan matras di luar, memang kelihatannya bagus tetapi jika sudah berada di jalur pendakian, baru terasa bahwa metode ini mengakibatkan matras sering nyangkut ke batang pohon dan semak tinggi, lagipula pada saat akan digunakan matrasnya sudah kotor.

Kantung Plastik

Selalu siapkan kantung plastik/ trash bag di dalam ransel anda, karena akan berguna sekali nanti misalnya untuk tempat sampah yang harus anda bawa turun gunung, baju basah dan lain sebagainya. Dapat juga berfungsi untuk lapisan anti air bagi ransel. Atau dapat juga dimanfaatkan sebagai jas hujan saat darurat.
Gunakan selalu kantung plastik untuk mengorganisir barang-barang di dalam ransel anda (dapat dikelompokkan masing-masing pakaian, makanan dan item lainnya), ini untuk mempermudah jika sewaktu-waktu anda ingin memilih pakaian, makanan dsb.

Menyimpan Pakaian

Jika anda meragukan ransel yang anda gunakan kedap air atau tidak, selalu bungkus pakaian anda di dalam kantung plastik, gunanya agar pakaian tidak basah dan lembab.
Sebaiknya pakaian kotor dipisahkan dalam kantung tersendiri dan tidak dicampur dengan pakaian bersih

Menyimpan Makanan

Sebaiknya makanan dikelompokkan sesuai ketahanan/ awetnya makanan disimpan. Untuk makanan yang tidak terlalu tahan lama, sebaiknya dibungkus dengan rapat atau di tempatkan memakai perlakuan khusus. Pilihlah makanan yang bervariasi tetapi mudah dan cepat dalam penyajian. Untuk makanan kaleng ada baiknya tidak terlalu banyak, karena selain berat kita juga harus membawa turun lagi kalengnya setelah dikonsumsi, karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika dibuang sembarangan.

Menyimpan Korek Api Batangan

Simpan korek api batangan anda di dalam bekas tempat film (photo), agar korek api anda selalu kering.

Packing Barang / Menyusun Barang Di Ransel

Selalu simpan barang yang paling berat di posisi atas, gunanya agar pada saat ransel digunakan, beban terberat berada di pundak anda dan bukan di pinggang anda hingga memudahkan kaki melangkah saat pendakian gunung ataupun saat turun nantinya. Usahakan untuk selalu mengingat-ingat dimana barang bawaan anda di tempatkan di dalam ransel, karena ada kalanya kita akan mencari barang tersebut dengan penerangan yang tidak memadai, jadi akan lebih cepat jika anda mengetahui dengan pasti dimana letak barang yang anda cari tanpa melihatnya sekalipun. Akan lebih baik anda membawa hal-hal yang menunjang selama perjalanan dan jangan membawa barang yang tidak dibutuhkan selama anda mendaki, karena selain tidak akan berguna juga memberatkan bekal bawaan di perjalanan.

Obat- obatan

Ada kalanya penting juga untuk membawa obat-obatan P3K, atau obat-obat pribadi dalam kantung atau tempat yang mudah terjangkau, karena jika kita mengalami keadaan yang darurat obat itu mudah untuk ditemukan semua orang.

Minuman beralkohol

Sebaiknya tidak dibawa. Sering kali orang ditempat dingin membutuhkan minuman yang hangat, akan tetapi minuman beralkohol bukan pilihan yang tepat disana. Oleh karena minuman tersebut dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.

Manajemen Pendakian

Ada baiknya sebelum memulai pendakian, Anda mencari informasi jalur dan angkutan serta info-info penting lainnya pada para pendaki yang pernah berkunjung kesana, karena hal itu akan sangat berguna untuk persiapan pendakian berkaitan dengan bujet (dana), alat dan perlengkapan yang akan dibawa, transportasi apa yang memungkinkan dan paling cepat, berapa lama anda akan menginap, serta makanan apa saja yang akan anda siapkan, berapa banyak air yang harus dibawa, dll. Hal itu sangat penting mengingat kita akan jauh dari fasilitas yang bisa kita dapatkan di perkotaan, sehingga jika terjadi hal-hal yang di luar kendali kita, paling tidak kita ada persiapan sebelumnya.

Cahaya / Lampu

Benda ini sifatnya sangat vital, tetapi kadang kurang diperhatikan. Ada baiknya kita membawa cadangan sumber cahaya di gunung. Bisa memakai senter ataupun penerangan konvensional semacam lilin ataupun lampu minyak. Hal ini dapat dipilih berdasarkan murah dan gampangnya bahan bakarnya didapatkan. Hal lain yang musti menjadi perhatian adalah, jika mengunakan penerangan berupa api harus mewaspadai keamanan dan tempatnya karena akan jadi mimpi buruk jika kita tidak berhati-hati dalam menjaganya. Sediakan pula dop dan baterai cadangan dan simpan di tempat yang mudah dijangkau, sehingga jika dibutuhkan sewaktu-waktu dapat segera ditemukan. Ada baiknya baterai bekas di bawa turun lagi, agar tidak menyebabkan polusi.

Jas Hujan

Perlengkapan satu ini mutlak dibawa walaupun tidak musim hujan, karena perlengkapan ini mempunyai banyak fungsi di gunung. Selain dipakai saat hujan tiba, jas hujan dapat juga digunakan sebagai tenda darurat (bivoak), alas tidur darurat, atap darurat, selimut darurat, juga bisa dipakai sebagai unsur penting tandu darurat. Jadi jangan sepelekan perlengkapan yang satu ini.
Selamat Mendaki……
Sayangilah Hutan Kita……

SURVIVAL (tekhnik bertahan hidup di alam bebas)

                Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan yang bersifat menyenangkan, karena kita bisa melihat, menikmati, mengagumi dan belajar mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa yang terbentang di alam. Alasan melakukan kegiatan di alam bebas antara lain sebagai sarana olahraga (sport), kegemaran (hobby), pendidikan (education), penelitian (research), pelatihan (training) atau sekedar menikmati keindahan alam (refreshing). Kegiatan ini sangat beragam tergantung tujuannya, antara lain mendaki gunung (mountaineering), panjat tebing (rock climbing), penelusuran gua (caving) dan yang lainnya.
             Dan bila diantara sobat ada yang punya hobby menempuh rimba atau mendaki gunung, pastilah kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar.
              Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang (Ranger) untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi (tersesat) atau kehabisan logistic (bekal). Kiat hidup darurat ini penting, walaupun sejak awal sobat telah mempersiapkan segala sesuatu dengan secermat mungkin, tapi alam kerap sulit diprediksi perilakunya, sehingga menjadi suatu keharusan bagi penggiat alam terbuka untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, dan yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan di alam bebas adalah : meliputi persiapan alat atau perlengkapan, kesehatan dan kondisi fisik, biaya selama kegiatan dan data informasi mengenai lokasi, jalur, medan serta cuaca.
              Kemanapun lokasi yang kita tuju, apapun jenis medan yang dilalui, seberapa buruknya cuaca yang dihadapi atau seberapa besar hambatan yang datang, bukanlah suatu masalah yang berarti jika dibekali dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Tapi dari semua persiapan yang dilakukan, ada satu hal yang paling penting untuk diperhatikan yaitu pengetahuan mengenai diri sendiri terutama daya fisik dan mental kita.
               Sebaliknya bila tidak dipersiapkan dan direncanakan secara matang, maka akan menyebabkan kondisi darurat, sehingga memaksa kita harus bertahan hidup (survival) sebelum mendapatkan pertolongan atau keluar dari situasi dan kondisi yang tidak diharapkan tersebut. Pengetahuan tentang survival sangat diperlukan bagi para penggiat alam terbuka sebagai "senjata" yang bisa digunakan pada saat terdesak menghadapi kondisi darurat.
              Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu .dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
              Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet
                Bagaimana cara kita survive yang diakibatkan karena tersesat? Sebagaimana kita ketahui, tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju.
               Hal tersebut biasanya disebabkan karena berjalan pada malam hari, tidak cukup sering menggunakan peta dan kompas dalam perjalanannya, tidak tahu titik awal pemberangkatan di peta dan melakukan potong kompas.
 Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah tersesat antara lain :
Ø  Selalu melapor kepada petugas terkait atau orang yang dipercaya mengenai tujuan perjalanan, lamanya dan jumlah anggota yang ikut
Ø  Selalu mengingat keadaan sekitar perjalanan berdasarkan kelima indera yang dimiliki
Ø  Tetaplah berada pada jalur yang telah ada dengan memberi petunjuk pada tiap persimpangan
Ø  Perhatikan objek yang mencolok seperti mata air, bukit, sungai atau gunung
Ø  Pada saat berjalan sekali-kali tengoklah ke arah belakang, ingatlah jalur tersebut, jika dilihat dari arah berlawanan
Ø  Pelajari dengan benar alat-alat navigasi yang dibawa
Ø  Gunakanlah kompas sebelum tersesat
Ø  Belajar membaca tanda-tanda alam untuk menentukan arah mata angin
Ø  Jangan pernah percaya secara penuh kepada orang lain termasuk kepada pemimpin.
Pedoman yang bisa digunakan apabila tersesat adalah yaitu :
S = Seating, duduk dan beristirahat dengan santai, hilangkan kepanikan
T = Thinking, berpikir secara jernih (logis) dalam situasi yang sedang dihadapi
O = Observation, melakukan pengamatan/observasi medan di lokasi sekitar, kemudian tentukan arah dan
tanda-tanda alam yang dapat dimanfaatkan atau yang harus dihindari
P = Planning, buat rencana dan pikirkan konsekuensinya bila anda sudah memutuskan sesuatu yang akan
anda lakukan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersesat adalah :
v  Membuat tempat berlindung (shelter) dari bahaya atau cuaca buruk
v  Tetap tenang, tidak panik, berpikir jernih dan mencoba ingat jalur perjalanan
v  Orientasi dapat dipermudah dengan menuju tempat yang tinggi atau memanjat pohon
v  Gunakan kompas dan peta (alat navigasi)Buat petunjuk untuk mempermudah orang lain mencari keberadaan kita, misalnya dengan tulisan, peluit, asap, sinar atau berteriak
v  Tetap bersama-sama dengan kelompok dalam kondisi apapunMemanfaatkan situasi dengan menunggu bantuan, mencari makanan, mencari air dan lainnya.
                                  
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman

2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
-
Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan

3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman
- Latihan membuat trap, dll

4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll

5. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan



                                    Bahaya-bahaya dalam survival

Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental

2. Matahari / panas
- Kelelahan panas
- Kejang panas
- Sengatan panas

Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi

Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi
- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur
- Pakaian :
- Longgar
- Lengan panjang
- Celana pendek
- Kaos oblong

3. Serangan penyakit
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria

4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih

5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala
: Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya

6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan

7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan  ; Untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian


                                        
                                        ini salah satu contoh bivak yang salah versi anggota diklat 2013

Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam :
a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
b. Shelter buatan dari alam   (ranting,daun-daun,tali) tdk boleh di bongkar karna sebagai   alat komunikasi terhadap tim SAR bahwa kita penah hidup disana.
c. Shelter buatan      


                                         Syarat bivak :
# Hindari daerah aliran air                                                                                                       # dekat dengan kebutuhan sumber air,maknan
# Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
# Bukan sarang nyamuk/serangga
# Bahan kuat
# Jangan terlalu merusak alam sekitar
#Terlindung langsung dari angin                                                                                          # pada tanah tinggi yang berbentuk miring perhatikan aliran air,buatlah irigasi air disekitar bivak
i dirikan di tempat lapang, jangan berimbunan
 


                                Mengatasi Gangguan Binatang
a. Nyamuk
• Obat nyamuk, autan, dll
• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
b. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
c. Lebah
Apabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka
d. Lintah
Apabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnya
e. Semut
• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
f. Kalajengking dan lipan
• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan
g. Ular
Pembahasan lebih lanjut dalam materi EMC


                                      Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam trap :
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot share
Bahan :
• tali/kawat
• Umpan
• Batang kayu
• Cabang pohon


                                        Membaca Jejak
Jenis :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
• Kotoran yang tersisa
• Pohon atau ranting yang patah
• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput

                                                  Air
           
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
    Air yang tidak perlu dimurnikan :
1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
       Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2. Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan




                                                       Makanan
             apabila menghadapi situasi darurat yang diakibatkan karena kehabisan logistic selama melakukan kegiatan alam terbuka maka Patokan dalam memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah,    tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak

Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
                                               Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya
Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung


                                                          Api                Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren

                        


 Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
• Perlengkapan memancing
• Pisau
• Tali kecil
• Senter
• Cermin suryakanta, cermin kecil
• Peluit
• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
• Tablet garam, norit
• Obat-obatan pribadi
• Jarum + benang + peniti
• dll 

Falsafah Ilmu Ransel Seorang Backpacker

Ada sebuah teori dalam dunia backpacking : berat ransel berbanding lurus dengan stamina seseorang. Semakin berat sebuah ransel, maka semakin cepat habis stamina kita, semakin ringan ransel kita, maka stamina kita akan bertahan lama.
Kau tak akan menemukan teori ini didalam buku manapun. Hal tersebut akan kau pelajari saat backpacking atau mendaki gunung.
Teori yang pada dasarnya masih dapat kita bantah. Traveling bersama seorang yang kita sukai, selelah apapun perjalanan tetap akan membuat kita semangat dan tak mudah lelah. Begitu pula saat kau berada di sebuah tempat idaman, ransel seberat apapun akan terasa ringan dipunggung.
Kembali pada konsep awal, anggap kita semua sepakat dengan teori tersebut. Hal itulah yang memaksaku mencoba mencari formula paling tepat saat packing.
Pada prinsipnya packing harus aman, efisien dan nyaman. Semua orang mengetahui hal tersebut, pertanyaannya adalah, bagaimanakah packing yang aman, efisien, dan nyaman?
Untuk mengerti bagaimana packing yang aman, efisien dan nyaman, sebelumnya kita harus memahami dan mengamalkan falsafah ilmu ransel.

1. Buat Daftar Barang Bawaan Dengan Detail

Saat mendaki beberapa gunung seperti Gunung Gede atau Gunung Semeru, petugas akan meminta daftar barang bawaan. Jika kau telah menyiapkannya sejak awal tentu akan lebih menghemat waktu.
“Manfaat lain sudah jelas, daftar barang bawaan memudahkan unutk menginventarisir barang apa saja yang kita bawa”
Percayalah, daftar barang bawaan akan lebih berguna saat kau akan pulang kembali kerumah.

2. Bedakan Perlakuan Pada Masing- masing Barangmu

Memisahkan barang-barang kita seperti peralatan tidur (jaket dan sleeping bag), menu makan, peralatan camp jika dibutuhkan ( tenda, flysheet, tali), P3K, navigasi serta peralatan memasak.
Untuk menyimpan benda tajam kau harus menutupnya menggunakan sarung kain atau gulungan koran.
“Jika membawa sayuran, gulung terlebih dahulu menggunakan kertas koran sebelum dimasukan ke kantong plastik, serta usahakan jangan sampai terhimpit. Keduanya untuk mencegah sayur membusuk dengan cepat. Paling tidak kita dapat memperlambatnya”
Pastikan spirtus atau minyak tanah telah kau bungku dengan plastik. Saat suhu panas mereka dapat menguap dan menyebarkan bau tak sedap keseluruh ranselmu jika kau tak menutupnya dengna kantong plastik.
Jika kau ingin membawa telur, gulung berlapis-lapis menggunakan kertas koran dan simpan dalam wadah yang keras. Akan lebih baik jika kau mnyimpannya dalam wadah berisi beras.

3. Lancar Tidaknya Travelingmu Ditentukan Oleh Kecerdasanmu Dalam Berkemas

Posisi barang yang salah saat berkemas akan membuat perjalananmu tidak nyaman. Paling buruk dapat menyebabkan sakit punggung berkepanjangan.
Letakan beban berat sedekat mungkin dengan punggung. Pada umumnya posisi paling bawah adalah peralatan tidur.
Di atasnya, bagian paling dekat dengan punggung adalah barangmu dengan beban paling berat. Biasanya peralatan memasak. Makin belakang adalah barang yang memiliki bobot lebih ringan.
Paling atas adalah peralatan paling ringan dan sekiranya paling sering kalian butuhkan. Perhatikan pula beban sebelah kiri dan kanan ransel harus seimbang.
“Percayalah, membuat kesalahan saat packing artinya peluang travelingmu berakhir buruk naik hingga 50% lebih”

4. Maksimalkan Semua Ruang yang Ada Dalam Ransel, Hindari Menggantungkan Barang diluar Ransel

Matras serta benada-benda lain diusahakan masuk kedalam ransel. Barang-barang yang berada di luar ransel, selain tak rapi dan menggangu keseimbangan, berbahaya jika sampai tersangkut ranting pohon atau sejenisnya.

5. Tas Tambahan adalah Solusi Terbaik Untuk Barang-barang Elektronik

Usahakan jangan mencampur gadget-gadget canggihmu seperti kamera, smartphone atau mungkin tabletmu kedalam ransel bersama benda-benda lain. Kau mungkin sangat yakin dengan kemampuan gorilla glass smartphonemu, atau kameramu yang kau tonton di youtube memiliki daya tahan luar biasa terhadap guncangan.
“Mereka tak sekuat yang kau kira. Perjalananmu akan berakhir sedih jika kau mendapati layar smartphonemu retak atau lensa kameramu tak dapat tersambung dengan baik pada body kamera”
Selalu gunakan tas tambahan untuk membawa benda-benda kesayanganmu tersebut.

6. Jadilah Seorang Master Pengendali Ransel

Ransel yang tepat akan sangat membantu. Pertama ukurlah panjang tubuhmu. Ukur mulai dari tulang yang menonjol tepat di bawah tengkuk/leher, hingga kebawah mengikuti tulang punggung sampai ke titik bawah antara tulang pinggul. Perhatikan kedua sisi pinggang.
Saat mencoba ransel, pastikan kedua belah ikat pinggang tepat pada tonjolan tulang pinggang, bukan pada pinggang.
Saat mengencangkan tali-tali ransel pada tubuh, selalu awali dengan mengencangkan tali ransel ke pinggang terlebih dahulu, kemudian baru tali pundak dan tali lainnya. Hal ini dikarenakan berat ransel sebagian besar akan ditahan oleh ikat pinggang ransel.
Saat mengangkat ranselpun tak boleh sembarangan. Jangan pernah mengangkat ransel dari bawah ke pundak tanpa kuda-kuda. Pertama angkat ransel pada talinya kuat-kuat, lalu masukan satu lengan sampai batas tali pundak di pundak, kemudian baru masukan lengan yang satu lagi. Kalau tak kuat mengangkatnya langsung, letakan ranselmu dipaha terlebih dahulu kemudian baru dikaitkan dipundak.

“Falsafah ilmu ransel merupakan ilmu yang wajib dikuasai para backpacker atau pendaki gunung. Penguasaan ilmu ransel inilah yang kelak akan menyelamatkan perjalananmu”


Pahami, pelajari dan pratikan dan kau lulus sebagai backpacker sejati.